image by google
- TAQLID -
" Jangan mengikut-ikut sesuatu yang tidak diketahui hujung pangkalnya. Bahkan ikutilah sesuatu di dalam keadaan engkau mengetahui dan memahaminya. Janganlah kita menjadikan alasan, mengikuti sesuatu dek kerana orang yang lebih berilmu itu melakukannya dan kita juga jua melakukannya, sedangkan kita tidak benar2x memahami apa yang kita ikuti. Segala apa yang kita lakukan akan dipersoalkan dan perlu dipertanggungjawabkan di akhirat nanti, adakah ketika diri disoal dihadapan Yang Maha Esa kita akan menjawab begini ? 'aku hanya mengikut si polan bin si polan'. Kerana si polan melakukannya, aku juga turut melakukannya.
Alangkah malu rasanya, aqal yang Allah kurniakan fungsinya yang sebenar adalah untuk berfikir dengan sebaiknya. Mengapa kita tidak menggunakannya dengan berfikir sebaiknya?
Bertepatan firman Allah s.w.t : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Surah al-Israa': 36)
Ayat di atas mengingatkan kita agar tidak beramal kecuali telah menguasai ilmunya. Disamping itu juga mendorong kita untuk memanfaatkan instrument pendengaran, penglihatan dan hati untuk menuntut ilmu. Kalau kita tidak memanfaatkannya maka kita akan celaka nanti ketika dimintai pertanggung-jawaban atas potensi yang diberikan Allah kepada kita itu. Apalagi Allah juga telah memberi peringatan kepada kita semua, bahwa orang yang tidak memanfaatkan pendengaran, penglihatan dan hatinya akan menjadi isi neraka Jahannam. Mereka dinilai Allah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi (Surah al-a'raaf : 179).
* Ikutlah sesuatu itu ilmu/pengetahuan/khabar dan lain-lain, dalam keadaan engkau memahaminya, bukan kerana mengikuti semata2x (taqlid buta). Segala2xnya akan dipersoalkan dan dipertanggungjawabkan.